Filosofi Ilmu Shorof dan Nahwu dalam
Kehidupan Manusia
Dalam ilmu shorof kita belajar tentang
enam wazan fiil tsulatsi mujarrod, taukah kalian didalam enam bab wazan ini
terdapat filosofi tersendiri.
Yang pertama bab awal ( نصَرَ يَنصُرُ )
Dalam bab ini mengandung makna bahwa manusia lahir ke dunia ini
tidak lain tidak bukan karena adanya pertolongan. Misalnya pertolongan seorang
bidan atau dukun bayi yang menolong atau membantu melahirkan kita ke dunia.
Yang tak kalah pentingnya adalah pertolongan Allah, karena tanpa pertolongannya
kita tidak bisa apa apa dan tidak bisa lahir ke dunia ini. Lihatlah surat
An-Nahl ayat 78, Allah lah yang menghendaki untuk mengeluarkan kita dari
kandungan ibu kemudian memberikan pendengaran, penglihatan, dan hati.
Yang kedua bab tsani (ضََرَبَ يَضرِب )
Dalam bab ini mengisyaratkan bahwa manusia harus menempuh
kesengsaraan terlebih dahulu agar nantinya menemukan kemudahan. . Memukul
disini diartikan sebagai cobaan yang harus kita hadapi dengan sabar, agar kita
bisa berlanjut ke bab selanjutnya yaitu;
Yang ketiga bab tsalist ( فتَحَ يفتَح )
Yang mempunyai makna jika telah berhasil dalam menghadapi cobaan
dengan sabar maka hati dan pikiran kita akan terbuka.
Yang keempat bab robi’ ( علِمَ يعلَمُ )
Ketika hati dan pikiran telah terbuka maka ilmu akan dengan mudah
masuk ke dalamnya dan menetap di dalamnya. Menuntut ilmu adalah hal yang
diwajibkan bagi umat muslim dari lahir hingga mati. Nabi juga memerintahkan
kepada kita agar kita menjadi seorang pembelajar jika memang kita tidak mampu
menjadi seorang yang berpengatahuan, dari sini bisa kita lihat yang dituntut
itu belajarnya atau mencari ilmu bukan hasilnya yaitu menjadi pintar atau
segala macem.
Yang kelima bab khomis ( حسُنَ يحسُنُ )
Apabila kita sudah mempunyai ilmu, maka diri kita akan menjadi
pribadi yang baik, mempunyai muruah (aura bijaksana yang memancar) dan
dihormati masyarakat. Sebagaimana dijelaskan syeikh Zarnuji; belajarlah!
Karena ilmulah yang akan menghias dan memoperbagus dirimu. Allah juga telah
berfirman akan mengangkat derajat bagi orang orang yang berilmu.
Yang terakhir bab sadis ( حسِبَ يحسِبُ )
Jika kita telah mencapai semuanya tadi, barulah kita akan menjadi
pribadi yang mandiri J
Dalam ilmu nahwu
kita juga belajar marfuatul asma dan mansubatul asma. Agar menjadi sukses
sebaiknya jadilah kita sebagai marfuatul asma yang diangkat jangan menjadi
mansubatul asma yang diperdaya atau dikelabui. Kenapa? Disini akan dijelaskan
alasannya
Yang pertama adalah marfuatul itu apa saja, marfuatul asma itu
diantaranya ada
Mubtada
Jadilah kita seperti mubtada yang selalu datang di awal, berani
mengawali sesuatu, berani menjadi sebagai pelopor karena bagaimanapun juga
seseorang yang di awal maka dialah yang pertama kali akan merasakan buah
keberhasilannya.
Khobar
Jadilah seseorang yang mengetahui kabar, seseorang yang mempunyai
banyak kabar, maksudnya seseoarang yang berwawasan luas. Karena jika kita
mempunyai wawasan luas maka jalan keluar kita bahkan bantuan-bantuan ketika
kita butuhkan saat kesulitan pun akan bertambah dan tidak sedikit.
Fail
Jadilah seorang yang berprofesi, jangan cuma diam saja dan tidak
mempunyai kegiatan apa apa (menganggur) karena pengangguran adalah sampah
masyarakat!!! Negara kita sudah cukup banyak sampahnya makanya kalian jangan
menambah sampah di negara kita ini!!!
Naibul Fail
Jika kita tidak mampu menjadi seseorang yang berprofesi minimal
jadi lah kita sebagai karyawannya, karena apabila yang berprofesi atau bosnya
itu tidak ada masih ada kemungkinan bagi kita untuk menggantikan kedudukannya.
Tawabi’
seenggaknya jika kita tidak mampu menjadi semua yang ada di atas
tadi, ikutilah jalan mereka, dekati mereka, temani mereka agar sewaktu waktu
kita bisa mendapatkan tularan dan cipratannya.
Kemudian ada mansubatul asma, dan hal hal ini lah yang perlu
dihindari. Apa saja mansubatul asma yang haris kita hindari itu.
Maful
Maful adalah suatu objek yang selalu merasakan apa apa yang
dilakukan oleh failnya, kalo dalam jurmiyah biasa kita baca amron yang selalu
dipukuli oleh zaid. Apa kalian mau menjadi seperti amron yang selalu kena pukul
oleh zaid?!
Hal
Hal adalah isim fudhlah, الحال وصف فضلة
منتصب # مفهم ذو الحال كفردا أذهب
. Apa sih fudhlah itu? Fudhlah adalah kebalikan dari umdah, kalau umdah itu
sesuatu yang pokok dan harus ada kalau fudhlah sebaliknya. Jadi, apa kalian mau
hanya menjadi sebatas figuran saja?!!!
Tamyis
Tamyis adalah isim yang selalu datangnya dibelakang, وعامل التمييز قدم أبدا # والفعل ذو التصريف نزرا سبقا . Jangan jadi seorang pengecut yang selalu
datang dalam menghadapi masalah posisinya di barisan paling depan. Jadilah
seseorang yang pemberani! Berada di barisan terdepan!
Istisna
Istisna itu pengecualian, yang selalu dikucilkan, yang selalu
menyendiri. Janganlah menjadi sesorang yang
selalu menyendiri, karena kita itu mahluk sosial yang dituntut untuk
bersosialisasi dan kita juga tidak akan mampu hidup sendiri tanpa bantuan orang
lain sedikit pun.
ahsan...minas syarhikum,,#uhibbu
ReplyDeletesyukron katsir,,, ^_^
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletePingin ada buku falsafah Nahwu dalam prespektip tasawuf atau fiqh atau ahlak dll
ReplyDeleteاحسنت يا اخي
ReplyDelete