Tuesday, August 30, 2016



Hara-huru di Kampus Biru Tercintaku
Dewasa ini ada berita hangat tentang kampusku tercinta, UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA di Ciputat. Yaitu adanya slogan “selamat datang di kampus biru pembaharu”. Sekilas slogan ini terlihat biasa-biasa saja. Akan tetapi karena berada di lingkungan kampus ku yang luar biasa, alhasil slogan ini pun menimbulkan banyak kecaman yang luar biasa. Kenapa begitu? Jawabannya adalah karena masih adanya politik yang sangat kental di kampusku ini.
Di kampus ku politik memang masih sangat kental, bahkan sampai dosen-dosennya pun masih terpengaruh dengan politik kampus. Hal ini saya ketahui setelah ngobrol dan sharing terhadap senior.
Ada dua kubu atau dua partai yang mendominasi di kampusku ini, PMII dan HMI. Keduanya adalah sama-sama organisasi besar. PMII mayoritas orang NU dan HMI yang di dalamnya bermacam-macam. Al hasil munculah persaingan politik yang sangat ketat di antara kedua kubu ini. Seperti yang diketahui, lambang PMII adalah warna biru-kuning, dan HMI hijau-hitam.
Kedua kubu ini dengan seiringnya waktu persaingan politiknya semakin ketat, apalagi jikalau menjelang pesta demokrasi kampus, PEMIRA. Yang akan menentukan siapa DEMA-U, DEMA-F, HMJ, SEMA-U, dan SEMA-F. Disitu mulailah strategi politik segala macem mulai beraksi. Uhhh bener-bener suasananya udah kaya pemilu beneran. Benar saja kalau sampai ada yang bilang kalau UIN miniotar politik di Indonesia. Kenapa saya bilang begitu, karena saya sendiri pernah terlibat di dalamnya dan merasakannya langsung. Mulai dari mendata, mengumpulkan berkas, mencari masa, maping dan lain sebagainya. Rasanya udah kaya di pemilu beneran.
Melihat dari sejarahnya kampusku ini memang dari dulu yang memegang atau menguasainya adalah HMI, dan itu udah terkenal banget dari dulu. Hingga saatnya tiba, PEMIRA tahun lalu dimenangkan oleh pasangan sahabat Darda dan sahabati Ofa dan menjabat sebagai DEMA-U dan wakil, yang tidak lain dari PMII. Melihat kemenangan ini secara otomatis orang-orang PMII menyambutnya dan merayakannya dengan sangat gembira. Bagaimana tidak? Setelah sekian lama selalu kalah dari HMI sekarang bisa mendapatkan kemenangan di PEMIRA.
Kembali ke slogan “selamat datang di kampus biru pembaharu”. Orang-orang HMI mengkritik habis slogan ini, sampai ada yang bilang kalau slogan ini wujud upaya untuk merubah motto kampus UIN yang sudah sangat fenomenal yaitu knowledge, piety, integrity. Wajar lah kalau orang HMI mengkritik slogan ini, mungkin mereka beranggapan kata-kata kampus biru terlalu rasis. Berita ini saya dapati dari salah satu unggahan dari account instagram @uinjktofficial. Tetapi kalau kata orang PMII, mereka membuat pembelaan kalau slogan ini ya hanya sekedar slogan, tidak berniat untuk merubah motto UIN tadi. Kenapa menggunakan kata-kata kampus biru? Karena kami melihat dari logo UIN sendiri yag berwarna biru.
Saya mendengar juga disaat OPAK sempat terjadi insiden, entah apa yang sebenarnya terjadi saya kurang mengetahuinya secara pasti karena posisi saya juga tidak berada di sana secara langsung. Kerusuhan itu adanya insiden penutupan kantor DEMA-U yang berada di SC. Rumornya ada yang membakar sampah sembarangan di sekitar kantor DEMA-U, karena posisinya di depan kantor DEMA-U maka yang dianggap melakukannya adalah orang-orang DEMA yang berakibat ditutupnya kantor DEMA oleh petugas kampus.
Yaaaa begitulah suasana politik di kampusku, ada senengnya ada nggaknya, tapi pribadi saya sendiri beranggapan kalau pengalaman politik itu penting juga untuk kita, untuk bekal kita esok ketika terjun di dalam masyarakat. Kalau nantinya tidak ingin jadi politisi ya setidaknya tidak bisa di bodohi lagi oleh politik-politik kotor, karena dari awal kita sudah mempunyai sedikit pengalaman berpolitik.
Berpolitik itu asik kok,,, asal jangan sampai gila jabatan aja gara-gara ikut terjun di politik yyy,,, kembali ke niat masing-masing.
Kurang lebihnya penulis mohon maaf jika ada kata-kata yang menyinggung, karena disini saya tidak ada sedikitpun untuk menyinggung siapapun. Niat saya Cuma untuk sharing dan belajar nulis, itu aja hehee

Wednesday, August 17, 2016




Akhir-akhir ini banyak bermunculan aliran-aliran ekstrim dalam islam seperti radikal, sekuler dan liberal. Liberal yang artinya kebebasan, yaitu menjunjung tinggi dan mengutamakan pemikiran serta kemampuan otak kita sebagai alat pemikir, sedangkan mengesampingkan hal-hal yang lain.
Hal seperti ini sangat membahayakan sebenarnya. Karena dapet mengkacau balaukan sistem beragama apalagi kalau sudah mencapai rancah pondasi agama yang menjadi objek liberal ini, yaitu al quran dan hadist. Kalau sudah begini, mungkin islam tidak akan berumur lama lagi. Karena akan banyak bermunculan oknum-oknum yang seenaknya mentafsir dan mentakwil ayat-ayat dalam alquran demi kepentingan kelompok bahkan kepentingan individu. Naaudzubillah min dzalik...
Kalau di dalam sastra arab itu ada yang namanya Asy-Syiir Al-Hurr atau puisi bebas. Puisi ini namanya puisi bebas, iya memang beda sih dengan puisi yang lain yang mungkin terikat ini dan itu. Tapi kalau kita telaah lagi, dalam puisi bebas bahasa arab, walaupun namanya pusisi bebas tetap terikat akan beberapa qoidah. Dalam puisi ini tetap mengandung suatu bahr tertentu, namun tidak terikat oleh bahr tersebut dalam bait-bait sesudahnya dan tidak terikat oleh qofiyah (kesesuaain akhir baris), dan enjambemennya (susunan baris) biasa bukan berbentuk qosidah (dua baris sejajar) tapi lebih tersuun ke bawah.
Kalau saya belajar dari puisi bebas tadi sih. Kita memang diberikan akal oleh Allah, kita bebas menggunakannya tapi ingat itu pemberian Allah. Mau bagaimanapun harus nurut sama aturan sang pemilik hakikinya. Jangan semena-mena kita menggunakannya, apalagi menggunakannya untuk berpikiran bebas dalam hal-hal agama lebih-lebih pondasi agama. Jangan sesekali berani melakukannya. Liberal yy liberal, berpikir yy bepikir, bebas mau berpikirkan bagaimana, tapi tetep harus ingat sama batasan!!! Jangan sampai tersesat dan keluar dari koridor batasan tadi.

Total Pageviews

Powered by Blogger.

search

Buku (Prediksi) SPMB UIN Jakarta 2021

  SPMB Mandiri atau Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Mandiri, adalah salah satu jalur yang mempunyai kuota paling besar untuk masuk UIN Jak...

About

Aghnin Khulqi adalah seorang mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab semester 6 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Popular Posts