Friday, November 18, 2016

Fonetik Bahasa Arab

Fonetik adalah bagian terkecil dari linguistik. Yaitu mengkaji tentang bunyi bahasa. Mengkaji suatu bahasa tidak dianggap lengkap dengan hanya mempelajari morfem, kata, frasa, dan kalimat saja, tanpa mengetahui bunyi bahasa.
Fonetik secara garis besar terbagi menjadi tiga:
-          artikulatoris, yaitu membahas tentang alat ucap manusia dalam menghasilkan suara. Paru-paru, tenggorokan, lidah, dan gigi selain mempunyai fungsi biologis untuk bernapas, menelan, mengecap, dan mengunyah juga mempunyai fungsi sebagai alat ucap manusia
-          akustik, yaitu membahas tentang bagaimana suara bergerak dalam bentuk gelombang frekuensi yang merebak ke setiap ruang yang akhirnya akan sampai kepada pendengar.
-          Auditoris, yaitu membahas tentang bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa tadi oleh telinga pendengar.
Dalam Bahasa Arab ada tiga pembagian bunyi, yaitu vokal, konsonan, dan semivokal.
a.    Vokal
Vokal adalah termasuk bunyi yang bersuara, yang terjadi dengan penerobosan terhadap klep pita suara melalui tekanan, sedangkan dalam pembentukannya, udara yang datang dari paru-paru tidak mendapat hambatan di kerongkongan dan rongga mulut.
Dalam bahasa arab, berbeda dengan vokal dalam Bahasa Indonesia yang terdapat lima vokal (a, p, u, e, o). Vokal dalam bahasa arab hanya ada tiga yaitu fathah, kasrah, dan dhammah.
Di dalam vokal juga terdapat istilah diftong atau vokal rangkap, yaitu untaian dua bunyi yang terdiri atas vokal dan luncuran (glide).[1] Seperti contoh baitun.
b.    Konsonan
Berbeda dengan vokal, bunyi konsonan dihasilkan dengan melakukan berbagai hambatan dan penyempitan pada aliran udara serta menggunakan artikulasi pada salah satu bagian alat bicara. Secara garis besar konsonan ini akan di kelompokan lagi berdasarkan posisi pita suara, tempat artikulasi dan cara artikulasi.
1.      Pita Suara
Berdasarkan posisi pita suara konsonan terbagi menjadi dua yaitu bunyi bersuara, adapun bunyi bersuara ini terdiri dari 15 bunyi (ع ، غ ، ذ ، ظ , ي ، ج , ر ، ز ، ل ، ن ، ض ، د ، م ، ب ، و ). Dan bunyi takbersuara, yang terdiri dari 13 bunyi ( ء ، ه ، ح ، خ ، ق ، ك ، ص ، س ، ط ، ت ، ث ، ف ).
2.      Tempat Artikulasi
Berdasarkan tempat artikulasinya konsonan terbagi menjadi 11, yaitu; bilabial (ب ، م ، و), labiodental (ف), apikointerdental (ث ، ذ ، ظ), apikodental (ل ، ن ، ت ، ط ، د ، ض), apikoveolar (ز ، ر ، س ، ص), apikopalatal (ش ، ج), mediopalatal (ي), dorsovelar (ك ، غ ، خ), uvular (ق), pharyngal (ع ، ح), glottal (ء ، ه).
3.      Cara Artikulasi
Berdasarkan cara artikulasinya konsonan terbagi menjadi 7, yaitu; stop (ء ، ك ، ق ، ض ، د ، ط ، ت ، ب), nasal (ن ، م), frikatif (ه ، ح ، ع ، غ ، خ ، ش ، ص ، ز ، ذ ، ث ، ف), affrikat (ج), trill (ر), lateral (ل), semiovowel (ي ، و).
c.    Semivokal
Semivokal adalah bunyi ketika hendak dituturkan, organ bicara telah mengambil posisi untuk hendak menuturkan vokal tertentu, tetapi kemudian dengan cepat mengubah posisi untuk menuturkan vokal lain. Pada hakikatnya akhirnya yang muncul bukanlah vokal pertama atau kedua tetapi yang keluar adalah bunyi lain. Mengingat cara penuturannya yang hampir mirip dengan vokal, maka para ulama memberinya nama dengan semivokal, walaupun secara praktis semivokal ini termasuk konsonan. Semivokal ini adalah و dan ي.
            Dalam pembentukan bunyi, bagian-bagian organ tubuh manusia yang menyebabkan bunyi tersebut mempunyai fungsi biologisnya sendiri, bersamaan fungsi biologisnya tadi bagian organ tersebut juga mempunyai fungsi dalam pembentukan bunyi. Diantara oragan tubuh tersebut adalah:
-          القفص الصدر            :  rongga dada / chest ribs
-          الحجاب الحاجز          : sekat rongga dada / diaphragm
-          الرئتان                     : paru-paru / lungs
-          الأنبوبة الهوائية          : saluran udara / trachea
-          الحنجرة                   : kerongkonan / larynx
-          الحلق                       : tenggorokan
-          اللسان                      : lidah / tongue
-          الحنك                      : langit-langit / palate
-          اللهاة                       : anak lidah / uvula
-          الأسنان                    : gigi / dental
-          الشفة                       : bibir / labial
-          التجويف الأنفي          : rongga hidung / nasal cavity

Refrensi:
Hidayatullah Mochammad Syarif, Abdullah. 2010. Pengantar Linguistik Bahasa Arab. Jakarta. UIN Syarif Hidayatullah
Hidayatullah Mochammad Syarif. 2012. Cakrawala Linguistik Arab. Jakarta. Al kitabah
Nasution Ahmad Sayuthi Anshari. 2009. Bunyi Bahasa. Jakarta. Amzah
Fromkin. 2003. An Introduction to Language. Boston. Thomson Heinle



[1] Fromkin, An Introduction to Language, (Boston: Thomson Heinle: 2003) h.255

Monday, November 7, 2016


Mumayyizat Kitab al-Balaghoh al-Wadhihah


Kali ini penulis akan membahas sedikit tentang mumayyizat (karakteristik/ciri) kitab yang membahas balaghoh ini. Kitab yang disusun oleh Ali al-Jarim dan Musthofa Amin rohimahumullah ini tentunya sudah tidak asing lagi bagi kalangan santri maupun mahasiswa yang mempelajari bahasa arab, lebih spesifiknya ilmu balaghoh.

Salah satu kitab yang kerap kali menjadi rujukan bagi santri maupun mahasiswa dalam mempelajari ilmu balaghoh ini mempunyai karakteristik tersendiri menurut penulis, dibandingkan dengan kitab-kitab ilmu balaghoh lainnya. Kitab kontemporer ini tentunya sangat berbeda susunan dan konsepnya dengan kitab salaf, al-Jauhar al-Maknun nya Abdur Rohman al-Ahdlory rohimahullah misalnya. Kitab-kitab salaf sering kali menggunakan metode nadhom sebagai pengantarnya, seperti layaknya kitab al-Jauhar al-Maknun tadi yang juga menggunakan nadhom. Tetapi tidak dengan kitab-kitab kontemporer ini, kitab-kitab kontemporer lebih kemenggunakan tanda baca seperti titik, koma, nomering dan tabel.

Semua kitab balaghoh pada dasarnya membahas tiga poin pokok; yaitu ma’ani, bayan dan badi’. Ilmu ma’ani ini di dalamnya membahas bagaimana kita memilih lafadz yang sesuai untuk diucapkan. Kalau dianalogikan ilmu ma’ani ini seperti halnya kita ingin membangun suatu rumah, dan sebelum membangun kita mencari bahan-bahan yang terbaik terlebih dahulu demi berkualitasnya rumah kita ketika sudah jadi. Kemudian ilmu bayan yang membahas tentang penjelasan dan memberikan maksud mengenai suatu kalimat tertentu. Kalau dianalogikan dalam membangun rumah, ilmu bayan ini seperti halnya kita membuat tembok, kemudian pintu, jendela, atap dan lain-lainnya. Kemudian ilmu badi’ yang membahas tentang memperbagus kalimat dari segi makna maupun bentuknya. Kalau dianalogikan dalam membangun rumah, ilmu badi’ ini seperti halnya kita mencat dengan warna yang indah, kemudian mendekor interior, memberi hiasa tanaman, membuat pagar halaman, dan lain sebagainya agar rumah kita nanti enak dipandang ketika sudah jadi.

Susunan pembahasan ketiga poin pokok tadi dalam kitab al-Balaghoh al-Wadhihah ini berbeda. Tidak seperti lainnya yang urutan pembahasannya mulai dari ilmu ma’ani kemudian bayan kemudian badi’, dalam kitab ini memiliki ciri khas, dia justru membahas ilmu bayan terlebih dahulu kemudian ilmu ma’ani dan kemudian ilmu badi’.

Selain itu, jika dilihat pada bab الفصل والوصل , di dalam judul tertulis al fasl (terpisah) terlebih dahulu, tetapi dalam pembahasan bab tersebut justru bab wasl (bersambung)-lah yang di bahas terlebih dahulu.

Kemudian juga di setiap bab dalam kitab tersebut, bukannya kita diberikah mengenai teori atau kaidah mengenai pembahasan bab tersebut terlebih dahulu, akan tetapi kita justru langsung diberikan contoh-contoh kalimat dari teori atau qowaid pembahasannya. Sedangkan letak teori atau qowaidnya tadi berada setelah al-bahstu dari al-amtsilah (contoh-contoh) tadi.

Jadi bagi kalian yang baru atau pertama kali membaca dan mempelajari kitab ini jangan langsung bingung dan heran, karena kitab al-Balaghoh al-Wadhihah ini memang mempunyai ciri khas tersendiri

Total Pageviews

Powered by Blogger.

search

Buku (Prediksi) SPMB UIN Jakarta 2021

  SPMB Mandiri atau Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Mandiri, adalah salah satu jalur yang mempunyai kuota paling besar untuk masuk UIN Jak...

About

Aghnin Khulqi adalah seorang mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab semester 6 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Popular Posts