Thursday, July 21, 2016



                                     Belajar Bersodaqoh dari Amil Maknawi Ibtida

Kita semua telah mengetahui bahwa sodaqoh jariyah adalah salah satu investasi kita kelak di akhirat. Sebagaimana sabda Rasul,
 إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث، صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له
Artinya: ketika manusia mati maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga, yaitu sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakannya.
Ilmu yang bermanfaat bisa menjadi investasi di akhirat karena sudah jelas, apabila seseorang mendapat ilmu dan tahu sesuatu hal karena kita yang telah mengajarinya, otomatis kita akan mendapatkan pahala dari ilmu yang kita ajarkan tadi, dan seterusnya sampai ilmu itu diajarkan ke generasi-generasi selanjutnya. Kemudian anak sholeh yang mendoakan orang tuanya, jika pada zaman sekarang ini kalian masih mendangar perkataan seseorang “emangnya tahlil dan doamu itu pahalanya sampe ke alam kubur?”, abaikan saja karena mungkin orang itu belum tahu dan belum belajar hadist ini. Dalam hadist ini sudah jelas Rasul menyatakan bahwa doa anak sholeh itu salah satu investasi di akhirat. Kemudian shodaqoh jariyah, contoh kita menyumbang pembangunan masjid, kemudian masjid itu telah jadi dan orang-orang sholat berjmaah disitu, otomatis kita mendapatkan pahala dari setiap orang yang beribadah di masjid itu. Subhanallah bukan, coba bayangkan kalau sehari saja sholat jamaah lima waktu, belum jumlah jamaahnya yang lebih dari puluhan orang, belum lagi yang sholat sunah disitu. Investasi yang paling menguntungkan itu yy investasi akhirat ini.
Sekarang kita kembali ke topik. Kenapa belajar bersodaqoh dari amil maknawi ibtida? Sebelumnya kita bahas sedikit apa itu amil maknawi ibtida.
Dalam nadhom alfiyah berbunyi
ورفعوا مبتداء بالابتداء # كذاك رفع خبر بالمبتداء
Rofakanlah mubtada dengan amil maknawi ibtida, sebagaimana khobar yang dirofakan oleh mubtada. jadi maksud dalam pembahasan nadhom ini terdapat semacam efek domino. Amil maknawi ibtida merofakan mubtada, dan mubtada merofakan khobar. Kita lihat contoh زيدٌ قائمٌ . زيدٌ berupa mubtada irobnya rofa, dan قائمٌ sebagai khobar irobnya rofa. Tadi sudah dibahas yang merofakan mubtada adalah amil maknawi ibtida dan yang merofakan khobar adalah mubtada. Dari sini pasti kalian bertanya, terus dimana amil maknawi ibtidanya? Disinilah yang saya maksud belajar bersodaqoh dari amil maknawi ibtida.
Amil maknawi ibtida itu tidak terlihat dan tidak berbentuk jadi bisa tafsirkan tidak ada yang mengetahui. Begitu juga ketika kita bersodaqoh, alangkah mulianya ketika kita bersodaqoh tanpa ada yang mengetahui. Tidak usah minta di umumkan kalau saya menyumbang masjid sebesar sekian, karena hal itu tidak ada untungnya dan hanya akan menimbulkan riya’. Cukup yang tahu hanya Allah atau bisa mengganti atas nama menjadi hamba Allah, karena bagaimanapun segala bentuk amlan dan perbuatan itu jika iklas karena Allah in sya Allah barokah. Amiinn,,,,
Jadi,,, bersodaqohlah secara sembunyi-sembunyi (tidak ada yang mengetahui) atau mengganti atas namanya menjadi hamba Allah :D hehee

Saturday, July 9, 2016



Muttasil-lah yang Terpilih Dibanding Munfasil

Di saat suasana hari raya idul fitri seperti sekarang ini, adalah memang suatu momen yang pas untuk saling meminta maaf kepada sesama. Karena di masa yang fitri ini hendaknya bukan hanya hubungan dengan Sang Kholiq yang harus diperbaiki akan tetapi juga dengan hablumminannas. Kita dianjurkan untuk meminta maaf dan saling memaafkan.
Zaman yang semakin maju ini juga rupanya berpengaruh dengan model meminta maaf, dengan berkembangnya teknologi nampaknya berefek dengan model meminta maaf disaat lebaran. Pesan broadcast, yaaa,,, pesan inilah yang banyak bertebaran di medsos kita seperti BBM contohnya. Pesan BC ini berintikan sama semua, yaitu meminta maaf, tidak heran karena pesan BC ini dikirim disaat masa-masa lebaran otomatis isinya tentang ucapan selamat dan minta maaf.
Sebenarnya ada yang lebih baik dari pesan BC ini, mari kita lihat salah satu nadhom dalam alfiyah
وفي اختيار لا يجيء المنفصل # إذا تأتى أن يجيء المتصل
Sebaiknya tidak boleh mendatangkan dhomir munfasil (dhomir yang terpisah) jika masih bisa mendatang dhomir muttasil)
Nilai yang dapat kita ambil dari makna nadhom tadi adalah, sebenarnya bersilaturahim langsung kerumah atau mendatangi langsung tempat tinggal orang yang akan kita mintai maaf itu lebih afdol dari pada hanya dengan sekedar mengirim pesan BC yang berisikan minta maaf. Kenapa demikian? Mari kita liat keuntungan atau keebihan dari masing-masingnya.
Ketika kita mengirim pesan BC mungkin keuntungan yang kita dapat adalah praktis, simple, tidak ribet. Tapi coba kalau kita mau bersilaturahim langsung dan berkunjung ke rumahnya, apa saja yang akan bisa kita dapat?. Yang pertama mungkin pahala dan dipanjangkan umurnya, kalian semua pasti sudah tau akan dalil tentang hal ini. Yang kedua menjadi ingat kembali wajah teman lama kita yang mungkin sudah lama tidak bertemu. Yang ketiga membuat hati yang dikunjungi itu gembira, karena apabila mereka tahu dan paham bahwa kedatangan tamu itu sama dengan kedatangan rezeki, pasti orang yang dikunjungi akan merasa senang. Yang keempat bisa makan gratis, wkwk yang ini mau dianggap serius atau lelucon terserah, tapi memang tidak dapat dipungkiri bukan ketika kita bertamu di saat masa-masa lebaran seperti ini, disaat ketupat opor melimpah, tak jarang kita disuruh makan oleh orang yang kita datangi.
Akan tetapi jika melihat beberapa keadaan yang mungkin tidak memungkinkan bagi kita untung datang langsung kerumah orang yang akan kita mintai maaf, karena jauhnya jarak dan tidak ada waktu atau kendaraan contohnya. Kita diperbolehkan meminta maaf hanya dengan lewat pesan BC. Karena memang yang muttasil tadi sudah tidak bisa kita lakukan maka boleh memilih yang munfasil, yaitu dengan perantara pesan BC tadi. Asal jangan yang munqothi’ atau memutus tali silaturahim dan tidak berhubungan sama sekali.

Tuesday, July 5, 2016

Idul Fitri, Bagaikan Istisna Mufarrogh

Istisna dalam ilmu nahwu, singkatnya adalah pengecualian. Dan i’rob dari mustasna (lafadz yang di istisnakan/dikecualikan) hukumnya nashob. Contoh : قام القوم إلا زيدا .
Dalam bab istisna terdapat salah satu macam dari istisna yang bernama istisna mufarrogh. Pengertian istisna mufarrogh adalah istisna yang tidak menyebutkan mustasna minhu (lafadz yang mengalami pengecualian). Seperti contoh tadi, mustasna minhunya adalah lafadz  القوم
 Dalam nadhom alfiyah berbunyi.
وإن يفرغ سابق إلا لما # بعد يكن كما لو إلا عدما
Maksud singkat dari nadhom diatas adalah apabila terdapat amil yang terletak sebelum إلا amalnya diterus pada ma’mul yang yang terletak setelah إلا maka hukumnya seperti tidak ada إلا.
Jadi apabila ada istisna yang tidak menyebutkan mustasna minhunya (istisna mufarrogh), amilnya tetap beramal seperti biasa kepada ma’mulnya seakan-akan tidak ada إلا.
Langsung saja kita liat contohnya, ما قام إلا زيدٌ. Bisa dilihat amilnya yang berupa lafadz   قام beramal seperti biasa pada lafadz زيدٌ yang berkedudukan sebagai fail dan i’robnya rofa’. Dalam kalimat ini إلا seakan-akan tidak ada dan kembali seperti sedia kala yang berupa sususan fiil fail, قام زيدٌ .
Begitu juga halnya kita saat ini, kita seakan-akan kembali ke sedia kala atau kembali ke asli kita. Yaitu keadaan fitroh. Mari kita lirik hadist nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, كل مولود يولد علي الفطرة . Yang artinya setiap apa apa yang dilahirkan itu dilahirkan dalam keadaan fitroh atau suci. Maksudnya ketika kita dilahirkan saat bayi, kita dalam keadaan fitroh atau suci atau putih bersih. Subhanallah bukan.
Kita manusia, yang mungkin sudah hidup puluhan tahun di dunia ini, sudah berapa banyak dosa yang kita lakukan? Entahlah, andai dosa itu dinampakan oleh Allah mungkin dosa kita itu sudah tidak terhitung lagi. Namun saat ini, alangkah maha pengampunnya Dia yang maha Ghoffar. Saat ini kita di kembalikan lagi dalam keadaan fitroh suci bersih. Dosa-dosa kita, semuanya telah diampuni olehNya di hari yang fitri ini.إن شاء الله  
تقبل الله منا ومنكم صيامنا وصيامكم وجعلنا الله وإياكم من العائدين والفائزين

Total Pageviews

Powered by Blogger.

search

Buku (Prediksi) SPMB UIN Jakarta 2021

  SPMB Mandiri atau Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Mandiri, adalah salah satu jalur yang mempunyai kuota paling besar untuk masuk UIN Jak...

About

Aghnin Khulqi adalah seorang mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab semester 6 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Popular Posts