Hara-huru
di Kampus Biru Tercintaku
Dewasa ini ada berita hangat
tentang kampusku tercinta, UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA di Ciputat. Yaitu adanya
slogan “selamat datang di kampus biru pembaharu”. Sekilas slogan ini terlihat
biasa-biasa saja. Akan tetapi karena berada di lingkungan kampus ku yang luar
biasa, alhasil slogan ini pun menimbulkan banyak kecaman yang luar biasa. Kenapa
begitu? Jawabannya adalah karena masih adanya politik yang sangat kental di
kampusku ini.
Di kampus ku politik memang
masih sangat kental, bahkan sampai dosen-dosennya pun masih terpengaruh dengan
politik kampus. Hal ini saya ketahui setelah ngobrol dan sharing terhadap
senior.
Ada dua kubu atau dua partai
yang mendominasi di kampusku ini, PMII dan HMI. Keduanya adalah sama-sama organisasi
besar. PMII mayoritas orang NU dan HMI yang di dalamnya bermacam-macam. Al hasil
munculah persaingan politik yang sangat ketat di antara kedua kubu ini. Seperti
yang diketahui, lambang PMII adalah warna biru-kuning, dan HMI hijau-hitam.
Kedua kubu ini dengan
seiringnya waktu persaingan politiknya semakin ketat, apalagi jikalau menjelang
pesta demokrasi kampus, PEMIRA. Yang akan menentukan siapa DEMA-U, DEMA-F, HMJ,
SEMA-U, dan SEMA-F. Disitu mulailah strategi politik segala macem mulai beraksi.
Uhhh bener-bener suasananya udah kaya pemilu beneran. Benar saja kalau sampai
ada yang bilang kalau UIN miniotar politik di Indonesia. Kenapa saya bilang
begitu, karena saya sendiri pernah terlibat di dalamnya dan merasakannya
langsung. Mulai dari mendata, mengumpulkan berkas, mencari masa, maping dan
lain sebagainya. Rasanya udah kaya di pemilu beneran.
Melihat dari sejarahnya
kampusku ini memang dari dulu yang memegang atau menguasainya adalah HMI, dan
itu udah terkenal banget dari dulu. Hingga saatnya tiba, PEMIRA tahun lalu
dimenangkan oleh pasangan sahabat Darda dan sahabati Ofa dan menjabat sebagai
DEMA-U dan wakil, yang tidak lain dari PMII. Melihat kemenangan ini secara
otomatis orang-orang PMII menyambutnya dan merayakannya dengan sangat gembira. Bagaimana
tidak? Setelah sekian lama selalu kalah dari HMI sekarang bisa mendapatkan
kemenangan di PEMIRA.
Kembali ke slogan “selamat
datang di kampus biru pembaharu”. Orang-orang HMI mengkritik habis slogan ini,
sampai ada yang bilang kalau slogan ini wujud upaya untuk merubah motto kampus
UIN yang sudah sangat fenomenal yaitu knowledge, piety, integrity.
Wajar lah kalau orang HMI mengkritik slogan ini, mungkin mereka beranggapan
kata-kata kampus biru terlalu rasis. Berita ini saya dapati dari salah satu
unggahan dari account instagram @uinjktofficial. Tetapi kalau kata orang PMII,
mereka membuat pembelaan kalau slogan ini ya hanya sekedar slogan, tidak
berniat untuk merubah motto UIN tadi. Kenapa menggunakan kata-kata kampus biru?
Karena kami melihat dari logo UIN sendiri yag berwarna biru.
Saya mendengar juga disaat
OPAK sempat terjadi insiden, entah apa yang sebenarnya terjadi saya kurang
mengetahuinya secara pasti karena posisi saya juga tidak berada di sana secara
langsung. Kerusuhan itu adanya insiden penutupan kantor DEMA-U yang berada di
SC. Rumornya ada yang membakar sampah sembarangan di sekitar kantor DEMA-U,
karena posisinya di depan kantor DEMA-U maka yang dianggap melakukannya adalah
orang-orang DEMA yang berakibat ditutupnya kantor DEMA oleh petugas kampus.
Yaaaa begitulah suasana
politik di kampusku, ada senengnya ada nggaknya, tapi pribadi saya sendiri
beranggapan kalau pengalaman politik itu penting juga untuk kita, untuk bekal
kita esok ketika terjun di dalam masyarakat. Kalau nantinya tidak ingin jadi
politisi ya setidaknya tidak bisa di bodohi lagi oleh politik-politik kotor,
karena dari awal kita sudah mempunyai sedikit pengalaman berpolitik.
Berpolitik itu asik kok,,,
asal jangan sampai gila jabatan aja gara-gara ikut terjun di politik yyy,,,
kembali ke niat masing-masing.
Kurang lebihnya penulis
mohon maaf jika ada kata-kata yang menyinggung, karena disini saya tidak ada
sedikitpun untuk menyinggung siapapun. Niat saya Cuma untuk sharing dan belajar
nulis, itu aja hehee