Akhir-akhir ini banyak bermunculan
aliran-aliran ekstrim dalam islam seperti radikal, sekuler dan liberal. Liberal
yang artinya kebebasan, yaitu menjunjung tinggi dan mengutamakan pemikiran
serta kemampuan otak kita sebagai alat pemikir, sedangkan mengesampingkan
hal-hal yang lain.
Hal seperti ini sangat membahayakan
sebenarnya. Karena dapet mengkacau balaukan sistem beragama apalagi kalau sudah
mencapai rancah pondasi agama yang menjadi objek liberal ini, yaitu al quran
dan hadist. Kalau sudah begini, mungkin islam tidak akan berumur lama lagi.
Karena akan banyak bermunculan oknum-oknum yang seenaknya mentafsir dan
mentakwil ayat-ayat dalam alquran demi kepentingan kelompok bahkan kepentingan
individu. Naaudzubillah min dzalik...
Kalau di dalam sastra arab itu ada yang
namanya Asy-Syiir Al-Hurr atau puisi bebas. Puisi ini namanya puisi bebas, iya
memang beda sih dengan puisi yang lain yang mungkin terikat ini dan itu. Tapi
kalau kita telaah lagi, dalam puisi bebas bahasa arab, walaupun namanya pusisi
bebas tetap terikat akan beberapa qoidah. Dalam puisi ini tetap mengandung
suatu bahr tertentu, namun tidak terikat oleh bahr tersebut dalam bait-bait
sesudahnya dan tidak terikat oleh qofiyah (kesesuaain akhir baris), dan
enjambemennya (susunan baris) biasa bukan berbentuk qosidah (dua baris sejajar)
tapi lebih tersuun ke bawah.
Kalau saya belajar dari puisi bebas tadi sih.
Kita memang diberikan akal oleh Allah, kita bebas menggunakannya tapi ingat itu
pemberian Allah. Mau bagaimanapun harus nurut sama aturan sang pemilik
hakikinya. Jangan semena-mena kita menggunakannya, apalagi menggunakannya untuk
berpikiran bebas dalam hal-hal agama lebih-lebih pondasi agama. Jangan sesekali
berani melakukannya. Liberal yy liberal, berpikir yy bepikir, bebas mau
berpikirkan bagaimana, tapi tetep harus ingat sama batasan!!! Jangan sampai
tersesat dan keluar dari koridor batasan tadi.
0 comments:
Post a Comment