Friday, October 14, 2016



Mau Kau Jadikan Yang Mana Anakmu?

Selain bernafas dan bergerak, salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak. Begitu pula manusia yang sejatinya adalah makhluk hidup. Manusia juga mengalami berkembang biak salah satunya untuk melestarikan jenisnya dan menjadi generasi penerus atau pewaris. Manusia yang sejatinya tergolong ke dalam mamalia, berkembang biak dengan cara melahirkan. Ya, melahirkan anak.
Manusia untuk dapat berkembang biak perlu adanya menikah dengan calon pasangannya. Dan menikah ini adalah suatu sunah nabi. Nabi bersabda النكاح من سنتي ومن لم يعمل بسنتي فليس مني   yang artinya; nikah adalah sunahku dan barang siapa yang tidak melakukan sunahku maka dia bukan dari kaumku. Jika diperhatikan, di akhir hadist ini nabi memberi penegasan dan ancaman dengan tidak menganggap seseorang yang tidak mau menikah sebagai umatnya. Sedangkan pengakuan nabi terhadap seseorang sebagai umatnya adalah sesuatu yang urgent, yang berpengaruh nantinya terhadap pemberian syafaat beliau di hari kiamat.
Anak adalah titipan dari Allah yang bisa dikategorikan paling sakral. Kenapa begitu? Karena anak ini bisa menjadi sesuatu yang sangat menguntungkan dan membahagiakan sampai bisa menjadi sesuatu yang mencelakakan dan fitnah. Oleh karenanya, titipan ini sebaiknya dijaga benar-benar.
Anak bisa menjadi musuh bahkan menjadi fitnah bagi orang tuanya,  sebagaimana terdapat dalam surat at-Taghabun ayat 14-15 yang artinya; hai orang-orang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadapnya dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) sungguh Allah maha penyayang, sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu, dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.
Anak menjadi musuh bahkan fitnah orang tuanya ini ada beberapa faktor kemungkinan, diantaranya pendidikan yang kurang diperhatikan terutama dalam hal agama, kedua lingkungan yang memang tidak bagus, ketiga pergaulannya dengan orang-orang yang tidak baik. Anak-anak yang seperti ini biasanya adalah anak yang kurang mendapat perhatian dari orang tuanya, entah karena orang tuanya sibuk atau acuh tak acuh atau mungkin karena sudah merasa capek dan habis kesabarannya menghadapi kenakalan anak tadi. Akibatnya anak ini menjadi-jadi kenakalannya dan menjadi musuh bahkan fitnah orang tuanya. Naudzubillah.
Kemudian ada juga anak yang hanya menjadi penghias di dunia, artinya hanya bermanfaat atau memberikan kebahagiaan di dunia saja tidak dengan akhiratnya. Sebagaimana surat al-Kahf ayat 46 yang artinya; Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.
Biasanya orang tua suka lalai, terhadap anaknya. Kebanyakan orang tua merasa puas dan bangga bila melihat anaknya berprestasi di sekolahnya, selalu mendapat peringkat pertama, menjadi orang sukses dengan pekerjaan yang pantas dan gaji yang melimpah, menjadi tokoh pemimpin yang terpandang, menjadi tokoh terpandang di bidang akedemis atau lain sebagainya. Padahal dia lupa jikalau anaknya tadi nihil dalam hal spiritualitasnya, tidak mengetahui dan paham sedikitpun tentang agama, tidak pernah mengenyam ajaran-ajaran agama.
Memang anak yang seperti ini dhohirnya sudah cukup tetapi batinnya sangatlah kurang. Orang tua mereka pasti hidup bahagia di dunia mempunyai anak seperti ini, tetapi orang tua tadi lupa akan kehidupan yang sebenarnya di akhirat nanti. Apakah mungkin anak sepintar apapun sekaya apapun seterpandang apapun bila tidak mengetahui dan mengenyam ajaran-ajaran agama bisa mendoakan orang tuanya? Tau cara mengirimkan doa untuk orang tuanya? Bisa membacakan tahlil dan yasin untuk orang tuanya? Sedangkan orang tuanya tadi di alam kubur mengemis-ngemis kiriman doa, kiriman dari siapa lagi coba kalau tidak dari anaknya.
Biasanya anak yang seperti ini kebanyakan terjadi pada orang-orang kota. Mungkin karena kondisi lingkungan daerah kota yang kebanyakan hanya mementingkan kehidupan dunia saja, tanpa melirik sedikit pun aspek agama di dalamnya. Dan ditambah pengaruh sekulerisme yang sekarang ini sudah mulai menyebar di penduduk kota.
Kemudian yang terakhir adalah anak yang sholeh dan yang berbudi pekerti, anak yang seperti inilah sebenarnya yang paling menguntungkan bagi orang tua. Bagaimana tidak coba? Sudah berbudi pekerti dan berakhlaq baik, sholeh pula. Walaupun misalnya di dunia hidup dengan pas-pasan tetapi  hidupnya pasti tidak akan sengsara, orang tua tetap sangat bahagia bila melihat sikap anaknya yang sopan meskipun dari segi harta pas-pasan. Untuk kehidupan selanjutnya, yaitu kehidupan di akhirat. Orang tua sudah tenang karena dia sudah mempunyai investasi yang tak terbatas yaitu berupa anak sholeh yang senantiasa mendoakannya. Sebagaimana hadist nabi yang menjelaskan salah satu investasi akhirat selain ilmu bermanfaat dan sodaqoh jariyah adalah doa anak sholeh.
Semoga kita semua bisa menjadi seorang anak yang bisa membahagiakan orang tua kita di dunia maupun akhirat, dan kelak di anugerhai pula anak yang sholeh sholehah aamiinn,,,

0 comments:

Post a Comment

Total Pageviews

Powered by Blogger.

search

Buku (Prediksi) SPMB UIN Jakarta 2021

  SPMB Mandiri atau Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Mandiri, adalah salah satu jalur yang mempunyai kuota paling besar untuk masuk UIN Jak...

About

Aghnin Khulqi adalah seorang mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab semester 6 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Popular Posts