Mau Kau Jadikan Yang Mana Anakmu?
Selain
bernafas dan bergerak, salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak.
Begitu pula manusia yang sejatinya adalah makhluk hidup. Manusia juga mengalami
berkembang biak salah satunya untuk melestarikan jenisnya dan menjadi generasi
penerus atau pewaris. Manusia yang sejatinya tergolong ke dalam mamalia,
berkembang biak dengan cara melahirkan. Ya, melahirkan anak.
Manusia
untuk dapat berkembang biak perlu adanya menikah dengan calon pasangannya. Dan
menikah ini adalah suatu sunah nabi. Nabi bersabda النكاح من سنتي ومن
لم يعمل بسنتي فليس مني yang artinya; nikah adalah
sunahku dan barang siapa yang tidak melakukan sunahku maka dia bukan dari
kaumku. Jika diperhatikan, di akhir hadist ini nabi memberi penegasan dan
ancaman dengan tidak menganggap seseorang yang tidak mau menikah sebagai
umatnya. Sedangkan pengakuan nabi terhadap seseorang sebagai umatnya adalah
sesuatu yang urgent, yang berpengaruh nantinya terhadap pemberian
syafaat beliau di hari kiamat.
Anak adalah
titipan dari Allah yang bisa dikategorikan paling sakral. Kenapa begitu? Karena
anak ini bisa menjadi sesuatu yang sangat menguntungkan dan membahagiakan
sampai bisa menjadi sesuatu yang mencelakakan dan fitnah. Oleh karenanya,
titipan ini sebaiknya dijaga benar-benar.
Anak bisa
menjadi musuh bahkan menjadi fitnah bagi orang tuanya, sebagaimana terdapat dalam surat at-Taghabun
ayat 14-15 yang artinya; hai orang-orang beriman, sesungguhnya di antara
isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka
berhati-hatilah kamu terhadapnya dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi
serta mengampuni (mereka) sungguh Allah maha penyayang, sesungguhnya hartamu
dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu, dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.
Anak menjadi
musuh bahkan fitnah orang tuanya ini ada beberapa faktor kemungkinan,
diantaranya pendidikan yang kurang diperhatikan terutama dalam hal agama, kedua
lingkungan yang memang tidak bagus, ketiga pergaulannya dengan orang-orang yang
tidak baik. Anak-anak yang seperti ini biasanya adalah anak yang kurang
mendapat perhatian dari orang tuanya, entah karena orang tuanya sibuk atau acuh
tak acuh atau mungkin karena sudah merasa capek dan habis kesabarannya
menghadapi kenakalan anak tadi. Akibatnya anak ini menjadi-jadi kenakalannya
dan menjadi musuh bahkan fitnah orang tuanya. Naudzubillah.
Kemudian ada
juga anak yang hanya menjadi penghias di dunia, artinya hanya bermanfaat atau
memberikan kebahagiaan di dunia saja tidak dengan akhiratnya. Sebagaimana surat
al-Kahf ayat 46 yang artinya; Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan
dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di
sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.
Biasanya
orang tua suka lalai, terhadap anaknya. Kebanyakan orang tua merasa puas dan
bangga bila melihat anaknya berprestasi di sekolahnya, selalu mendapat
peringkat pertama, menjadi orang sukses dengan pekerjaan yang pantas dan gaji
yang melimpah, menjadi tokoh pemimpin yang terpandang, menjadi tokoh terpandang
di bidang akedemis atau lain sebagainya. Padahal dia lupa jikalau anaknya tadi
nihil dalam hal spiritualitasnya, tidak mengetahui dan paham sedikitpun tentang
agama, tidak pernah mengenyam ajaran-ajaran agama.
Memang anak
yang seperti ini dhohirnya sudah cukup tetapi batinnya sangatlah kurang. Orang
tua mereka pasti hidup bahagia di dunia mempunyai anak seperti ini, tetapi
orang tua tadi lupa akan kehidupan yang sebenarnya di akhirat nanti. Apakah
mungkin anak sepintar apapun sekaya apapun seterpandang apapun bila tidak
mengetahui dan mengenyam ajaran-ajaran agama bisa mendoakan orang tuanya? Tau
cara mengirimkan doa untuk orang tuanya? Bisa membacakan tahlil dan yasin untuk
orang tuanya? Sedangkan orang tuanya tadi di alam kubur mengemis-ngemis kiriman
doa, kiriman dari siapa lagi coba kalau tidak dari anaknya.
Biasanya
anak yang seperti ini kebanyakan terjadi pada orang-orang kota. Mungkin karena
kondisi lingkungan daerah kota yang kebanyakan hanya mementingkan kehidupan
dunia saja, tanpa melirik sedikit pun aspek agama di dalamnya. Dan ditambah
pengaruh sekulerisme yang sekarang ini sudah mulai menyebar di penduduk kota.
Kemudian
yang terakhir adalah anak yang sholeh dan yang berbudi pekerti, anak yang
seperti inilah sebenarnya yang paling menguntungkan bagi orang tua. Bagaimana
tidak coba? Sudah berbudi pekerti dan berakhlaq baik, sholeh pula. Walaupun
misalnya di dunia hidup dengan pas-pasan tetapi
hidupnya pasti tidak akan sengsara, orang tua tetap sangat bahagia bila
melihat sikap anaknya yang sopan meskipun dari segi harta pas-pasan. Untuk
kehidupan selanjutnya, yaitu kehidupan di akhirat. Orang tua sudah tenang
karena dia sudah mempunyai investasi yang tak terbatas yaitu berupa anak sholeh
yang senantiasa mendoakannya. Sebagaimana hadist nabi yang menjelaskan salah
satu investasi akhirat selain ilmu bermanfaat dan sodaqoh jariyah adalah doa
anak sholeh.
Semoga kita
semua bisa menjadi seorang anak yang bisa membahagiakan orang tua kita di dunia
maupun akhirat, dan kelak di anugerhai pula anak yang sholeh sholehah
aamiinn,,,
0 comments:
Post a Comment