Di
dalam alfiyah terdapat nadhom yang berbunyi
ينوب
مفعول به عن فاعل # فيما له كنيل غير نائل
Penjelasan dari nadhom
tersebut adalah bahwasanya maful bisa menggantikan pada fail, contoh lafadz نيل غير نائل ,
lafadz غير نائل sebenarnya berupa
maful, tetapi disini dia menempati atau menggantikan posisi fail dengan di
tarkib menjadi naibul fail yang sebelumnya sudah didahului fiil mabni majhul.
Kemudian dalam bab idhofah
terdapat pula nadhom yang berbunyi
وما
يلي المضاف يأتي خلفا # عنه في الاعراب إذا ما خذفا
Penjelasan dari nadhom ini
adalah bahwasanya lafadz yang mendampingi mudhof, yaitu mudhof ilaih, bisa menempati
atau menggantikan posisi mudhof. Ketika mudhofnya dibuang.
Dalam kedua isi nadhom
tersebut terdapat isi kandungan yang sama. Apa sih yang sama dari keduanya?
Jawabannya adalah regenerasi. Ya,,, tentu saja segala sesuatu pasti akan ada
yang menggantikan atau mewariskan. Contohnya pada nadhom yang awal, maful bih
menjadi regenerasinya atau penggantinya fail, dan mudhof ilaih menjadi
regenerasi atau penggantinya mudhof.
Begitupun dengan kita,
manusia. Kita juga akan mengalami yang namanya regenerasi. Kita sebagai pemuda,
kita lah nanti yang akan menggantikan atau menjadi regenerasi dari orang tua
kita, senior kita, guru-guru kita, ustadz-ustadz bahkan kiai-kiai kita.
Tentunya hanya regenerasi
atau pewaris yang siap lah yang diimpikan dan diinginkan orang tua, senior,
guru, ustadz, dan kiai kita. Siap dalam hal apa? Siap dalam berbagai hal, diantaraya siap mental dan intelektual
serta siap jasmani dan rohani.
Agar mental dan intelektual
kita siap kita perlu akan adanya jiwa bersosialisasi yang profesional. Jadi
kita ketika dihadapkan dengan ceng-an sana-sini misalnya, mental kita tidak
ciut karena kita sudah mempunyai jiwa sosial komunikasi yang profesional, dan
tentunya sudah melekat sifat sabar dalam diri kita, karena kita telah terlatih
dengan hal semacam itu. Kemudian juga kita membutuhkan pada pengetahuan. Jika
kita sudah menjadi pribadi yang berpengetahuan dan berwawasan luas, tentunya
kita tidak akan mudah dikelabui dan dibodohi orang lain, cara untuk menjadi
seseorang yang berintelektual bukan hanya dengan bersekolah atau berkuliah
saja, pada zaman sekarang sebenarnya orang yang tidak sekolah dan kuliah bisa
saja menjadi seseorang yang berintelektual dengan mudah, yaitu dengan
memanfaatkan sebaik-baiknya kemajuan teknologi seperti halnya internet.
Kemudian agar kita siap
jasmani dan rohani untuk menjadi regenerasi. Kita perlu dengan yang namanya
pola hidup sehat, yaitu selalu memperhatikan pola makan dan kandungan gizi
dalam makanan kita. Dan yang tak kalah pentingnya juga jangan sesekali
menyentuh barang-barang yang sangat merugikan bagi tubuh kita, yaitu narkoba.
Say no to drugs men!!! Say yes to be health!!!. Kemudian juga kita butuh akan
pelajaran rohani, yaitu agama. Kalau melihat zaman sekarang ini miris saya
lihatnya, sekolah-sekolah islam kalah pamor dengan sekolah-sekolah umum,
contohnya di lingkungan saya sendiri. Banyak orang tua lebih memilih anaknya
sekolah di SD, SMP, SMA SMK, dari pada sekolah di MI, MTs, MA atau pondok
pesantren. Saya sih ngga keberatan masuk sekolah umum asal disitu pelajaran
agamanya cukup, tapi kenyataannya? Satu minggu hanya 2-4 jam saja. Padahal yang
namanya pelajaran agama itu penting, akhlaq itu penting. Mau dapat pelajaran
agama dan akhlaq dari mana coba kalau kaya gini. Saran saya bagi yang ada sudah
terlancur di sekolah umum, untuk menambali kekurangan pelajaran agama kita di
sekolah, carilah madrasah-madrasah diniyah atau ikutilah majlis-majlis
pengajian. Yang sekiranya disitu bisa menambal kekurangan pengetahuan agama
kita.
Jadilah naibul fail dan
mudhof ilaih yang bener-bener siap dan layak, jika sewaktu-waktu diminta untuk
menggantikan fail dan mudhof.
يا
معشر الشباب إن في يدكم أمر أمة وفي أقدامكم حياتها
0 comments:
Post a Comment