Banyak dari kalangan
kita yang mungkin tak jarang mendengar tiga istilah tadi; tabaarakallah,
baarakallah, mabruk. Biasanya ketiga istilah ini akan diucapkan pada suatu
momen tertentu, seperti di hari ulang tahun atau pernikahan contohnya.
Tak jarang beberapa orang yang
menggunakan ketiga istilah tadi sebenarnya tidak memahami bahasa Arab secara
benar, mereka hanya ikut-ikutan atau meniru orang lain, tanpa mengetahui apa
makna sebenarnya di balik istilah itu dan tanpa mau bertanya kepada yang lebih
tahu. Ya mungkin saja mereka menggunakan istilah-istilah tadi agar terlihat
lebih agamis atau religius, karena memang istilah yang berbau-bau Arab itu
dikalangan kita masih dianggap sebagai hal-hal yang berafiliasi dengan
kereligiusitasan seseorang.
Padahal, menurut penulis,
mengucapkan selamat atau doa kepada seseorang dengan menggunakan istilah yang
berbahasa Indonesia juga tak ada masalah yang penting kan niatnya, seperti
mungkin ucapan selamat ya, semoga berkah ya, atau lainnya. Tidak harus dengan
istilah yang berbau-bau bahasa Arab. Toh, jika salah penggunaannya kan justru
jadi masalah.
Nah, pada kesempatan kali ini,
penulis ingin mencoba untuk menyampaikan apa yang yang diketahui penulis dari
ketiga istilah tadi, yaitu tabaarakallah, baarakallah, dan mabruk.
Yang pertama adalah تبارك الله (tabaarakallah), mungkin sebagian
dari kita masih ada yang menggunakan istilah ini sebagai ucapan selamat atau
doa untuk hari ulang tahun, pernikahan, atau sebagainya. Padahal apa kalian
tahu makna dari tabaarakallah ini? Muhammad Tabrekan menyatakan bahwa
kata tabaaraka ini tidak boleh (secara syara’ maupun secara bahasa)
disandingkan dengan selain Allah, karena sebagaimana juga disebutkan oleh Ibnu
Duraid bahwa tabaaraka ini adalah sifat yang hanya dimiliki oleh Allah.
Adapun makna tabaaraka ini diantaranya adalah tamajjada (maha
mulia), ta’addloma (maha agung), dan ta’alaa (maha luhur), pada
intinya istilah tabaraaka ini adalah bagian dari ungkapan atau kalimat tanzih
(memuliakan) milik Allah. Jadi, jika menggunakan istilah ini sebagai ucapan
selamat atau doa yang bermakna semoga diberkahi itu tidaklah tepat, yang tepat
adalah untuk pujian atau mengagungkan Allah.
Yang kedua adalah بارك الله (baarakallah), atau mungkin ada juga yang menggunakan fiil
mudhorinya, yaitu يبارك (yubaarik), istilah
baarakallah ini jika dilihat dalam kamus mu’jam alwasith mempunyai arti
Allah memberikan kebaikan dan barokah. Dengan kata lain, jika kita menggunakan
kata ini kepada seseorang, berarti kita sedang mendoakan seseorang itu agar
mendapatkan kebaikan dan keberkahan. Makanya jika ada orang yang sedang ulang
tahun atau menikah, dan kita ingin mendoakannya agar mendapatkan kebaikan dan
keberkahan, maka ucapkanlah baraakallahu lakum (semoga kalian
mendapatkan keberkahan).
Kemudian
yang ketiga dan terakhir adalah مبروك (mabruk), biasanya diucapkan dengan مبروك عليك مبروك (mabruk ‘alaika
mabruk), atauمبروك ألف مبروك (mabruk alfa mabruk), dengan
tujuan kita mendoakan agar orang yang kita ajak biacara itu dberkahi atau
diberi keberkahan. Padahal jika ditelaah apa arti mabruk ini tidaklah pas
digunakan untuk mendoakan agar diberkahi, karena mabruk jika dilihat dari segi
morfologi Bahasa Arab berbentuk isim maful yang berasal dari fiil برك (baraka). Sedangkan apa kalian tahu arti
dari baraka dalam bahasa Arab? برك يبرك baraka yabruku ini mempunai arti berlutut atau
berbaring, ada pula yang mengartikan bersungguh-sungguh. Jadi makna dari mabruk
sebenarnya bukanlah yang diberkahi, namun yang diberlututkan atau
diberbaringkan. Maka salah jika kita ingin mengungkapkan makna semoga diberkahi
dengan kata mabruk, yang benar dan tepat adalah dengan menggunakan kata مبارك(mubarok)
yang memiliki makna yang diberkai, karena isim maful dari kata baaraka yang
memiliki arti keberkahan.
Semoga
setelah membaca tulisan ini, kalian tidak lagi salah dalam mengucapkan,
menempatkan, dan menggunakan istilah-istilah tabaaraka, baaraka, dan mabruk
lagi ya. Wallahu A’lam.
Iyaa ka, saya juga pernah dijelasin seperti ini sama ustad razi darsun.. mantap laahh
ReplyDeletelah kalo orang2 yang biasa pake amiyah ustadz seperti ucapan mabrook alfa mabruk ya ghali.. apakah secara amiyah meskipun lumrah tetap salah?
ReplyDelete